PESONA GELATIK BATU KELABU DI TAMAN MONAS JAKARTA
Klasifikasi ilmiah
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Passeriformes
Famili : Paridae
Genus : Parus
Spesies
: P. major
Gelatik batu kelabu dengan nama latin
Parus major L adalah jenis burung pemakan serangga, biji-bijian, dan
buah-buahan ini tersebar di seluruh indonesia seperti di Sumatera, Kalimantan,
Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. Burung ini memiliki ciri-ciri tubuh berukuran
kecil kurang lebih 13 cm. Tubuh berwarna putih dan abu-abu di bagian sisi kanan
dan kiri sayapnya lalu terdapat garis hitam melintang dibagian bawah perut
tengah dan menyambung keatas sampai disekitar leher, bercak putih yang mencolok
di bagian muka warna hitam di bagian kepala. Yap seperti ini lah penampakannya
aslinya secara dekat.
Spesies ini menempati sebagian besar
hutan dan rimbunan daun, campuran terbuka dan pembukaan di hutan lebat,
termasuk hutan konifer dan boreal taiga habitat burung ini juga ditemukan lebih
luas di perkebunan, taman, pohon dan semak-semak. Ruang Terbuka Hijau (RTH)
menjadi spot yang digunakan untuk mengamati burung jenis ini dan berbagai satwa
lainnya seperti capung dan kupu-kupu. Taman MONAS atau Monumen Nasional di
Jakarta yang biasanya digunakan untuk pameran acara-acara kebudayaan dan
sebagai tempat wisata khas Jakarta, ternyata juga menyimpan banyak
kenaekaragaman satwa salah satunya burung dalam pengamatan kami Minggu, 22 Juli
bersama Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta kami menemukan 25 jenis
burung 5 jenis kupu-kupu dan 1 jenis capung.
Burung gelatik batu kelabu menjadi perhatian utama kami burung gelatik batu kelabu dalam redlist IUCN 2012 termasuk ke dalam status Least Concern (LC) Spesies ini memiliki kisaran yang besar namun tidak mendekati ambang batas untuk rawan dan belum dilakukan tindakan konservasi yang diusulkan, tren populasi untuk saat ini adalah meningkat tahun 2013 juga menunjukkan bahwa populasi Eropa mengalami peningkatan yang sedang (EBCC. 2015) .
Namun, di banyak Ruang Terbuka Hijau di Jakarta Taman MONAS menjadi spot favorit untuk mengamati burung ini karena individunya yang ditemukan disini lumayan banyak, dan kita dapat melihat jelas penampakannnya. Burung gelatik batu kelabu bertelur pada umumnya akhir januari hingga september (Gosler et al. 2013). Sarang burung gelatik batu kelabu dibangun oleh betinanya sebagian besar dari serta tumbuhan, rumput, lumut, bulu hewan, wol dan bulu, ditempatkan pada ketinggian variabel dalam lubang atau rongga di pohon, kadang-kadang di dinding, batu, atau bangunan.
Burung gelatik batu kelabu menjadi perhatian utama kami burung gelatik batu kelabu dalam redlist IUCN 2012 termasuk ke dalam status Least Concern (LC) Spesies ini memiliki kisaran yang besar namun tidak mendekati ambang batas untuk rawan dan belum dilakukan tindakan konservasi yang diusulkan, tren populasi untuk saat ini adalah meningkat tahun 2013 juga menunjukkan bahwa populasi Eropa mengalami peningkatan yang sedang (EBCC. 2015) .
Namun, di banyak Ruang Terbuka Hijau di Jakarta Taman MONAS menjadi spot favorit untuk mengamati burung ini karena individunya yang ditemukan disini lumayan banyak, dan kita dapat melihat jelas penampakannnya. Burung gelatik batu kelabu bertelur pada umumnya akhir januari hingga september (Gosler et al. 2013). Sarang burung gelatik batu kelabu dibangun oleh betinanya sebagian besar dari serta tumbuhan, rumput, lumut, bulu hewan, wol dan bulu, ditempatkan pada ketinggian variabel dalam lubang atau rongga di pohon, kadang-kadang di dinding, batu, atau bangunan.
Selain itu kami juga menemukan lubang di salah
satu pohon yang merupakan sarang burung takur ungkut-ungkut (Megalaima haemacephala) dalam jangkauan
yang termasuk pendek dan dapat terjangkau oleh manusia hal memungkinkan bahwa
rendahnya tingkat perburuan di sekitaran MONAS sehingga satwa tersebut merasa
aman membangun sarang yang tidak terlalu tinggi.
Dan ini beberapa potret saat kami melakukan pengamatan keanekaragaman hayati di Taman MONAS bersama Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Minggu, 22 juli 2018.
Dan ini beberapa potret saat kami melakukan pengamatan keanekaragaman hayati di Taman MONAS bersama Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Minggu, 22 juli 2018.
Komentar
Posting Komentar