Masih

Mereka bertatap muka
Bergandeng tangan
Berjalan bersama
Seolah merangkul jiwa yang sama

Sedang aku seperti ada yang menahan untuk tidak pergi
Menarik kembali pada nostalgia dunia kampus
Kampus, titik awal kehidupan sebenarnya bermula
Semangat untuk berkoar-koar mengikrarkan keadilan

Menatap penuh hasrat
Bertahan mengendalikan diri
Saat itu aku yang disana
Kamu disebalahnya

Masih ingat?
Atau berusaha lupa?
Atau harus kuingatkan dengan kucing yang kita mainkan
Atau semangkuk kecil oreo cheesecake yang aku bawakan

Keadilan? Bahkan kita tidak adil bukan?
Bukankah kamu pria yang diujung sana
Merangas berteriak menunggu kepastian
Saat menerima kepastian kita pergi

Dimana letak keadilannya?
Kenangan itu dibiarkan
Menjadi bersejarah bagi saya
Mungkin tidak untuk kamu

Jadi debu
tapi tak ada yang tahu
Semacam perjuangan
Namun untuk sendiri

-A. Jakarta, Juli-



Komentar

Postingan Populer